Walaupun bangku sekolah sudah kami tinggalkan
beberapa tahun silam (cih, ngaku sudah tuir, neh!). Tapi, tingkah laku kami (jonniers),
masih seringkali suka tengil. Memang, umur nggak pernah ada korelasinya dengan
santun sopan. Eits, nggak semua orang begitu sih, tapi dari beberapa
pengamatan, sebagian yang alim bisa ketularan jadi tengil bin jail, ternyata.
Bersama-sama setiap saat, selama bertahun
tahun lamanya tumbuh dan berkembang di ‘neraka’ yang itu-itu juga, selain
menimbulkan dampak positif berupa saling kebersamaan yang erat, tak jarang juga
muncul tindakan kriminal yang dasyat.
***
Salah satu teman kantor, berinisial N,
disebuah pagi yang masih sepi, dia membuka kulkas di pantry. Seperti layaknya
lemari es, dimana-mana mayoritas berisi air putih dingin. Apalagi kulkas
kantor. Kalaupun ada sebungkus es campur pasti dibungkusnya sudah bertuliskan
nama pemilik PEGGY, atau ada you C
dibotolnya telah ada stiker MANOHARA,
atau pernah ada sebotol K*RAN**I malah pemiliknya bernama RIYANTO…
Eits! Tiba tiba mata si N bersirobok dengan
botol beras kencur yangggggg, ternyata setelah diraih hanya berisi lethek. You
know lethek? Mumpung aku lagi baik hati, aku terangin deh. Lethek itu berasal
dari bahasa Jawa. Artinya, endapan dari segala sesuatu minuman. Biasanya sih
endapan kopi aka ampasnya itu. Tapi boleh dong aku menamai endapan beras kencur
tadi sebagai lethek?!
*CLING*
Si N, tiba tiba senyum-senyum mesum. Entah
setan mana yang mengikutinya. Dia buka botol plastik beras kencur tersebut.
Sedetik kemudian dia menuju kran di wastafel dan mengisi botol itu hingga
separuh botol terisi air. Yah, AIR KRAN!
Dengan senyum licik dan tatapan picik, dia
menutup botol dan menggocoknya hingga lethek bersatu padu secara manis dengan
air kran. Masih, dengan gayanya yang mantap bagai seorang bartender kebilnger
yang hebat, dia menatap puas oleh tampilan kini beras kencur racikannya.
'Good job!' pekiknya ringan. Pasti siang
nanti beras kencur segar made in nya telah berubah dingin dingin emberrrr. Pasti
mantap abisss, dinikmati di siang hari yang sangar. Pikirannya menerawang ke
awan.
Hihihi, dia keluar dari pantry, menuju ke
meja kerja lagi, untuk kembali menghitung stock produksi.
Tik tok tik tok, waktu terus bergulir.
Pagi
yang sejuk telah berubah menjadi panas. Butiran embun menjadi buliran keringat.
Di udara mendidih pedih begini, nggak ada yang lebih asyik selain menikmati
sesuatu yang segarrrrr…
Dari arah pabrik (ealah, ternyata orang
pabrikan), muncullah si F. Demi masa depannya agar tidak hancur lebur, terpaksa
dengan sangat, penulis menyembunyikan identitas korban.
*tzaaahhh*
Bagai gerakan slow motion pada film film
kunfu jaman batu, si F menuju pantry. Sesampai di sana, ia segera membuka pintu
kulkas. Tangan kirinya memegang badan kulkas, sedangkan tangan kanan meraih
botol plastik beras kencur ancur.
Sekali putaran, si botol telah terbuka.
Dan, sesaat kemudian,
Glek, glek, glek...
Beras kencur air kran telah meluncur masuk
mulut berpindah ke lambung.
Hmm, semoga sore nanti nggak bikin kembung *khusuk berdoa*