Saturday, September 03, 2011

CITA CITA

Aku sudah hampir 3 tahun ini tidak bertemu dengan keponakanku. Lebaran tahun ini ternyata dia datang ke Surabaya. Terakhir berjumpa ketika dia masih kelas 3. Ternyata waktu telah merubahnya dengan drastis. Selain tinggi badannya yang hampir menyamaiku, ukuran badannya ternyata melebihiku. Kualitas omongannya juga beda dengan beberapa tahun lalu.

Siang itu kami hendak ke Gramedia tunjungan Plaza. Didalam taxi,

“ Katanya tahun depan mo mondok ya, mbak? “ Tanyaku.

“ Iya… “ Mukanya berseri-seri.

“ Dimana? “

“ Kayaknya gontor, Te… Aku pengen S1 dan S3ku tar di Madinah… “

Waks, anak kelas 6 SD ini…? Sumpah aku sedikit shock mendengar jawabannya.

“ Kenapa pilih Madinah? “ Kejarku lagi.

“ Kotanya rapi, hijau… Di sana aku akan kuliah di universitas khusus cewek… “

Ohhh!? Aku mulai shock beneran, kali ini.

“ Memang cita-citamu apa? “ Aku penasaran.

“ Pengen jadi trader… “

Hayyaahhh… begini ya cita-cita anak SD jaman sekarang… :P

Friday, September 02, 2011

KHITANAN MASSAL


@ 2floor tbina, prosesi pelepasan titit

(sekapur sirih yang tercecer yang lupa belum ter-update…)

Lobby lantai 1 mulai sepi. Semua prosesi beralih ke atas. Melewati tangga disamping lobby, si Matsuo dan Maehara celingak celinguk keheranan.

“ Ada apa yak? Rame amat di lantai atas …” Gitu kali ya kalo diterjemahin ke dalam bahasa Purwosari. Kemudian, seperti biasa kembaran Matra’i ini yang lebih ekspresif. Dia setengah berlari menuju ke lantai atas.

“ Meneketehe…” Maehara mengangkat bahu, lalu mengikuti gerak Matsuo.

Uncluk…uncluk…duo jepun ini menuju lantai atas.

Musik khas rebana berkolaborasi dengan gendang dan timpul membuat suasana gaduh sekaligus meriah, memang. Dengan settingan lesehan, pemain hadrah dan peserta khitanan saling duduk berhadapan. Walaupun dengan mini panggung alakadarnya, suasana menjadi cukup meriah. Berjajar-jajar makanan kotak, kue dalam kardus, minuman Oishii sponsor teman, juga beberapa goodie bag menambah kemeriahan suasana hari itu.

Sampai diruangan musalla, kedatangan Matra’I dan Maesaroh (halah), membuat beberapa kepala dipaksa menoleh untuk mengerjai mereka berdua.

“ Mau khitan juga kah? “ Tanya salah seorang teman.

“ Iranai…iranai…” kontan 2 orang itu geleng-geleng kepala dengan kuat. Jiaaahhhh, oww..oww… kamu ketauan…;P

Matsuo sibuk mengabadikan acara tersebut dengan kamera. Jepret sana, jepret sini.

“ Masa kalah sama krucil-krucil ,noh! “ temanku menunjuk berjajar-jajar korban penjagalan yg tengah duduk manis, yang sebentar lagi akan berubah bentuk ‘milik satu-satunya’ itu…hihihi.

“ Tanoshii yoo…free..free, dapet goodie bag, dapet pocket money juga..” Temen-teman masih juga promosi.

Wkwkwkw, si Matsuo teteup geleng-geleng. Aku yang lihat gemes pingin nyikat kamera di tangannya..bagus lo kameranya…:P

SI BOY

Hmm, sekali-kali pengen dunks nulis gaya teenlite, huikikik… Moga-moga ga bikin huekkk yang ngebaca…^_*

Sore itu, gue jalan-jalan ke BG Jungtion. Hiyahahah, ‘si AHA’ yang lagi pdkt nih mo hadiahin si tab yang beberapa minggu ini sudah bikin gue ngimpi sampe ngiler-ngiler. Nah, lumayan kan, secara harganya tuh masih kisaran 5,4-an juga…*eh, aslinya yang gue pengen tuh netbook yang 7 inch-an gitu, tapi nyari netbook ukuran segitu dengan merk yang ga malu-maluin sekarang ini ternyata agak susah…:(*

Pendek kata, dengan hati riang gembira tapi tanpa sedikitpun acara loncat-loncat, gue berdua dia, sampailah ke tempat tujuan. Lantai 3 BG Jungtion sore itu lumayan penuh, mungkin karena ada pameran IT ini.

Pas gue celingak celinguk ngintipin spec lapi lapi ini, tiba-tiba si mas penjaga stand didepanku ini nyeletuk,” ini boy ya…?”

Kontan gue mendongak. Gue jadi teringat kisah kasih beberapa tahun yang lalu. *halah*.

Melihat si wajah mas penjaga, makin ngehlah ingatan gue.

“ Riswan ya? “ Gue menebak-nebak nama si mas dengan gamblang. Ga pake gambling lagi. Riswan ini temen gue pas SMA dulu. “ Kerja disini, Ris? “

Si Riswan mengangguk dengan takjim,” Semenjak kapan loe jadi perempuan jadi-jadian begini, boy? “

Jiiaaahhhh….kurang ajiiiiarrrr. Huahahaha. Gue ingat jaman najis-najisnya dulu. Pas SMA potongan gue ala ABRI yang 321 gitu. Maksudnya, panjang rambut depan ke belakang tuh 3cm, 2 cm, sampai yang deketin leher 1 cm. Belum lagi model dandan gue yang minimalis, sementara cewe-cewe yang lain pada heboh pake lipgloss dari warna nude sampe yang seronok abis. Belum lagi rambut full jepit-jepit macam penyanyi Eli Kadam gitu. Hayyah….

Untuk sementara, gue dan Riswan cekikak cekikik bernosatalgia, gue cuekin si mas penyandang dana yang mendengar dengan khikmat percakapan nostalgila gue berdua Riswan.

“ Loe masih hobby layangan, boy? “ Tanya Riswan lagi. Hihihi, dia udeh lupa tuh kalo lagi berdagang lapi. Harusnya kan gue yang nanya-nanya ke dia. Eh, ini malah penjual nanya-nanya calon pembelinya. “ Loe sekarang kerja dimana? Hmm, gue rada ga percaya loe bisa make jilbab begini deh…” Riswan terus nyinyir.

Huaaaa… Hiks!

Gue jadi ingat beberapa tahun lalu pas dikantor memberlakukan peraturan karyawati cewe memakai blazer, suatu pagi gue ke kantor make stiletto. Bukannya tanpa alasan kalau pagi itu gue make sepatu runcing ala alibaba tersebut. Pagi itu stock platform lagi abis. You know respon teman-teman kantor tercinta gue?

” Cowo kok make sepatu perempuan sih, Fa…”

O-Em-Ji…:(

Si mas yang berdiri didekatku, mendekat dan berbisik, “ Weh, jangan-jangan dirimu cowo dehh…” katanya ngikik.

Hohoho… :p

Tuesday, May 17, 2011

alzheimer aka pelupa...;)

Bosku satu ini 57 tahun. Ciri-ciri utamanya, selain hobby nunduk-nunduk beliau hobby banget pelupa. Nah suatu hari, tepat ketika 2 bulan ini orang menduduki posisi direktur utama (direktur yang lama masih bertahan untuk hand over dan masalah permit), di suatu pagi yang cerah dia ngasih perintah ke saya.

Boss baru : “ Tolong booking Lion Air, dengan rute Surabaya Makasar oufuku, ne!! Terus, book hotel Somerset ya... Check in 12 check out 14…”

Saya : “ Bulan May boss? “

Boss baru : “ Ee, “ jawabnya sembari mengangguk

Cincailah… secara ini pekerjaan saya sehari-hari gituh lo. Tinggal angkat telepon. Tekan beberapa tombol angka, trus,” Hallo…bisa dengan resevasi….?” Beres sudah.

Boss baru : “ Jangan lupa makan malam di tatami room hotel Shangri-La. Tujuh orang jam tujuh, nah! “

Saya : “ Okkay…,” angguk saya mantap.

Ini juga masalah kecillllll… Tinggal klik mozilla, masuk ke web itu hotel. Lantas klik ini klik itu…dan klik klik… Sempurna sudah kerjaan saya.

Saya keluar dari ruangan si boss untuk mengerjakan segala titahnya dengan hati riang gembira. Melewati bangku mantan boss, saya kemudian mencapai pintu, lalu keluar ruangan mereka berdua menuju meja saya.

“ Ulfa san…”

Belum genap 20 menit. Si boss baru berteriak melengking dari mejanya yang diujung. Entah berapa decibel volumenya. Hampir mirip dengan decibelnya mesin forming. Suaranya yang mirip tarzan edisi 2011 (maaph ya boss), hihihi…berhasil membuyarkan konsentrasi saya yang lagi nego-nego dengan mbak reservasi hotel karena ternyata ini hotel full booked pada tanggal tersebut. Untungnya kenal, untungnya mbaknya baik, sehingga untuk saya, dia janji mencarikan kamar dengan type upgrade tapi harga downgrade…;)

Daripada memunculkan teriakan kedua yang desibelnya bisa dua kali lipat lebih dasyat, saya segera menyudahi telepon, dengan janji ke mbak reservasi untuk nelepon lagi. Saya takut si mbak ikut ikutan menderita ketulian mendadak pas denger boss baru saya teriak kencang lagi.

Saya datang tergopoh-gopoh.

Saya : “ Panggil saya kah? Maaf tadi masih telepon hotel ya…”

Boss baru : “ Ah, maaf ya…Hotel, makan malam dan tiketnya cancel ya…”

Saya mendelik. Kaget dong. Cancel semua gitu lo…Selain saya malu karena tadi sudah merengek-rengek ke si mbak mbak hotel, mas mas ticketing, nah sekarang saya harus memberitahukan bookingan saya tadi gak jadi…

You’re embarrassing me, my boss!!

Saya : “Cancel semua kah? Hotel dan tiket juga? Masa dinner di Nishimura restoran harus juga di cancel?” Saya masih ngeyel. Saya pikir, Okeylah perjalanan ke Makasar dan hotel ga jadi masih mungkin…tapi, kalau mereka si tamu-tamu itu ga dinner di restoran mahal yang di hotel bintang lima tersebut, apa mereka mau diajak makan di warteg sebelah rel KA Singosari?

Boss baru :” Iya semua neh! “ Jawabnya super duper yakin.

Dan, saya gak yakin blass!!! Saya ulang sampai 3 kali. Sampai saya meninta persetujuan ke boss lama dengan gerakan mata. Bos lama saya hanya tersenyum menanggapinya. Oh, senyumnya bikin yang melihat…klepek-klepek…Hihihi, lebay…

Tapi, saya hanyalah seorang joni, yang kerja cuman bagian disuruh-suruh aja. Yang ga punya hak buat ngeyel dan mempertanyakan ketidakmengertian saya lebih lanjut lagi…

Akhirnya, saya kembali keluar ruangannya. Saya ambil nafas dalam-dalam. Mengeluarkannya pelan, dan bergumam samar,

Ya Tuhan…berikanlah kesabaran yang lebih pada hambaMU ini…

Sayapun melaksanakan perintah si boss baru. Cancel semua yang tadi sudah capek-capek saya booking dan browsing.

Beberapa jam kemudian, saya sudah melupakan tragedi buah apel pagi tadi.

Malamnya, ketika saya sudah landing di kamar, tiba-tiba HP saya berdering. Saya tengok, ahhh dari si boss baru.

Saya : “Selamat malam…”

Boss baru : “ Ulfa san kenapa cancel Nishimura Restoran juga ya? Tadi saya bicara begitu kah??”

Dieeennngggggg…….!!! Saya melongo. Untung ga ada komodo. Komunikasi diantara kami vakum sesaat. Pikiran saya masih segar. Perasaan, saya juga belum terserang penyakit pikun mendadak. Saya juga masih ingat begitu jelas scenario drama sabun tadi pagi. Tapi ini??

Di belakang ada suara tertawa mantan boss saya yang lumayan keras terbahak-bahak. Dia juga ngomong sesuatu ke boss baru saya. Samar samar saya denger, boss lama saya mengingatkan kalau tadi pagi dia memang mengintruksikan saya untuk meng-cancel semua yang di request olehnya.

Yesssss!!!!!!

Boss baru : “ Ahh, saya tadi kasih perintah untuk cancel semua ka??”

Gelodak…,jantung saya bermekaran satu batang. Lalu,

Tut..tut..tut…telepon diseberang ditutup tanpa bye…bye…

Sunday, May 15, 2011

aishiteru...

Pernah ngobrol dengan orang Jepang, enggak ? Maksudku, tidak harus kamu bisa atau bahkan pandai bahasa Jepang kok…

Atau, pernah diajak ngomong sama orang Jepang, tapi pakai bahasa Indonesia ? Coba deh ingat-ingat, kata apa yang sering diucapkan oleh mereka di akhir kalimatnya??

Kata Wakarimashitaka atau “ Mengertikah ? “

Yup!

Bener enggak??

Itu seperti kalimat wajib yang dilontarkan oleh mereka ketika berkomunikasi dengan kita. Seperti trendmark begitu. Lebih-lebih kalau materi yang dibicarakan adalah intruksi kerja, atau si Jepun ini tengah menerangkan sesuatu hal ke kamu.

Kalimat pertanyaan pendek seperti “mengertikah?” akan menjadi kalimat yang terus diulang-ulang oleh mereka, lebih-lebih pada saat respon kita ke mereka diam aja alias adem ayem.

Dalam konteks budaya Jepang, ketika seeorang ngobrol dengan orang lain, orang Jepang selalu merespon setiap kata demi kata dari lawan bicaranya. Walaupun responnya hanya berupa,

“ hai’!!”

“ sou..sou..”

Atau…

“ E!! “

Yang lengkapan dikit, “ Hai’, wakarimashita!” atau ,” Ya, saya mengerti!”

Beda kan dengan budaya kita? Kalau kita, ketika lawan bicara ngajak ngobrol, kita cenderung hanya sebagai pendengar. Kita biasa merespon kalimat lawan bicara kita dengan senyuman, anggukan halus, atau tertawa kecil. Bahkan kita kadang cuman, men-senyumi lawan kita dengan mata yang berbinar, gerakan bahu atau anggukan kepala.

Mungkin lantaran beda budaya serta beda kebiasaan begini, maka bosku sering mengakhiri uraian panjangnya dengan kalimat,” mengertikah?” setiap kali berbicara dengan anak buahnya.

Trus, kita wajib menjawab,” mengerti…,” (seandainya benar-benar ngerti)

Hmm, agak janggal ya. Jawaban kita terkesan seperti jawaban orang oon…:p. Kalau pas omong begitu kita berada di ruangan, di sekitar teman-teman kantor yang sudah biasa mendengar, mungkin tidak terdengar ajaib, tapi kalau kita berada di angkutan umum?? terus kita terima telepon si bos, terus si bos menanyai kita,” mengertikah?? “ dan kita mau ga mau harus ngejawab,” mengerti…”

Hmm, janggal,enggak?

Kalau kita mau respon pertanyaan mereka dengan bahasa Jepang sih, mungkin kita tidak malu dengan tetangga kanan kiri duduk kita. Tapi, beda cerita apabila kita meresponnya dengan kalimat, “Yah, mengerti…” itu tadi…L

Duh, -pasti sekeliling kamu-, muka-belakang, kiri-kanan tetangga tempat duduk kamu, mungkin akan menoleh dan bergumam pelan,” nih orang ngomongnya aneh banget…” Hihihi…

Kitapun kan ga mungkin bisa melarang pikiran orang-orang yang mungkin akan berpikir yang enggak-enggak tentang kalimat aneh tadi…L

Ah ya satu lagi,

Bergaul dengan beberapa Orang Jepang, walau kita berada di Indonesia negeri tercinta ini, mereka sering membuat kacau bahasa kita lo…Kita sering tanpa sengaja men-jepangkan bahasa Indonesia kita. Tanpa sadar kita sering melakukan hal ini juga. Perhatiin aja,

“ Minta ajar, ya! “ seringkali kata mereka begitu.

Hmm, mau diajar pakai rotan oom?? Hehehe

Jiiiaaahhhh….itu berasal dari konteks,” Oshiete kudasai !” yang maksudnya, “ajarin saya ya!”

Sering kita pasrah aja atas kondisi begini. Mungkin pikir kita, daripada berbelit-belit ngomong sesuai struktur kalimat bahasa Indonesia yang benar, tapi membuat mereka a.k.a si Jepun itu kesulitan makna didalamnya. Akhirnya, kita kompromi dengan mengacaukan bahasa Indonesia kita sendiri. Hehehe…

Satu catatan, orang Jepang yang datang ke Indonesia, khususnya di perusahaan tempat saya bekerja, hanya sedikit yang diikuti oleh kemampuan mereka dalam berbahasa Indonesia atau Inggris, tapi biar bigitu, mereka pede banget lo… Mereka sering aja ngajakin kita dengan bahasa Jepangnya yang ala kumur-kumur itu.

Sering teman saya ngotot,” I can not speak Japanese…”

kono kikai, tsukau koto wa dou?? Oishite kure..” Si jepun ini keukeuh make bahasa mbak oshin.

Hadewh!!! temen saya garuk-garuk kepalanya yang mendadak seperti dipenuhi kutu.

“ Duh, coba dia omongnya aishite iru…pasti gue jawab I love you too…” Teman saya ngomel-ngomel lagi. Hihihi…