@ 2floor tbina, prosesi pelepasan titit
(sekapur sirih yang tercecer yang lupa belum ter-update…)
Lobby lantai 1 mulai sepi. Semua prosesi beralih ke atas. Melewati tangga disamping lobby, si Matsuo dan Maehara celingak celinguk keheranan.
“ Ada apa yak? Rame amat di lantai atas …” Gitu kali ya kalo diterjemahin ke dalam bahasa Purwosari. Kemudian, seperti biasa kembaran Matra’i ini yang lebih ekspresif. Dia setengah berlari menuju ke lantai atas.
“ Meneketehe…” Maehara mengangkat bahu, lalu mengikuti gerak Matsuo.
Uncluk…uncluk…duo jepun ini menuju lantai atas.
Musik khas rebana berkolaborasi dengan gendang dan timpul membuat suasana gaduh sekaligus meriah, memang. Dengan settingan lesehan, pemain hadrah dan peserta khitanan saling duduk berhadapan. Walaupun dengan mini panggung alakadarnya, suasana menjadi cukup meriah. Berjajar-jajar makanan kotak, kue dalam kardus, minuman Oishii sponsor teman, juga beberapa goodie bag menambah kemeriahan suasana hari itu.
Sampai diruangan musalla, kedatangan Matra’I dan Maesaroh (halah), membuat beberapa kepala dipaksa menoleh untuk mengerjai mereka berdua.
“ Mau khitan juga kah? “ Tanya salah seorang teman.
“ Iranai…iranai…” kontan 2 orang itu geleng-geleng kepala dengan kuat. Jiaaahhhh, oww..oww… kamu ketauan…;P
Matsuo sibuk mengabadikan acara tersebut dengan kamera. Jepret sana, jepret sini.
“ Masa kalah sama krucil-krucil ,noh! “ temanku menunjuk berjajar-jajar korban penjagalan yg tengah duduk manis, yang sebentar lagi akan berubah bentuk ‘milik satu-satunya’ itu…hihihi.
“ Tanoshii yoo…free..free, dapet goodie bag, dapet pocket money juga..” Temen-teman masih juga promosi.
Wkwkwkw, si Matsuo teteup geleng-geleng. Aku yang lihat gemes pingin nyikat kamera di tangannya..bagus lo kameranya…:P
No comments:
Post a Comment