Thursday, December 17, 2009

Salah Masuk Kamar... :-(

Selasa-Rabu kemarin, kebetulan aku diundang sebuah dinas pemerintahan yang mo ngobrolin tentang beberapa aturan *bla...bla...* :-)
Jujur, sebenarnya pas baca undangan mereka, aku sempet mikir dan tercenung, " Apa dinas ini gak salah undang aku...? "
Bagaimana enggak, mereka mo omongin cukai (perush rokok), padahal kantorku industri otomotive...?!
Tapi, pas liat materi yang mo disajikan, karena disitu ada juga yang menjadi pekerjaanku sehari2, aku akhirnya memutuskan untuk datang.
Sungguh diluar dugaan, ternyatalah dari orang2 yang hadir, yang mayoritas dari perusahaan rokok dan lebih dari 75% adalah lelaki itu, mereka dengan cueknya merokok...:-(
Bahkan ada lo beberapa panitya dari dinas juga ikutan merokok sembari ambil foto foto. Haduh2...
Dimanakah naluri mereka,sih...?
Aku ngomel2 dalam hati sembari kipas-kipasin muka dengan kertas makalah.
Bayangin aja, mereka ini lo di ruangan tertutup, ada beberapa perempuan juga.
Aku cium kulit lengan dan bajuku. Bheehhh, bauk rokok buanget.
Aku tengok jendela yang kebetulan tertimpa sinar matahari, disitu juga terlihat jelas kepulan asap yang membuat udara berwarna keruh...
Untung aku datang telat dan duduk dibelakang sehingga sekali waktu aku keluar sebentar untuk menghirup segarnya udara pegunungan ini. Tidak hanya nafas, mata juga perih bukan main....:-(
Keluar ruang sosialisasi, aku teringat kala keluar dari Hard Rock cafe bersama-sama teman kantor, beberapa tahun lalu... ;-p :-)

Sunday, December 13, 2009

Banyu Biru Pasuruan

Tau engga kalo di Pasuruan ada pemandian yang bernama Banyu Biru? Sebelumnya, aku hanya pernah mendengar namanya saja. Belum pernah ke sana dan tidak pernah punya rencana ingin ke sana. Tapi, tak ada hujan, tak ada angin, datang ga diundang pulang ga nunggu di usir, ada 3 teman dari berbeda profesi, sdr Y & S, serta sdri D (terpaksa nama disamarkan karena taruhan beliau beliau ini adalah jabatan yang tengah diembannya), mengajak jalan ke sana. Yo wiss…

Perjalanan dimulai dari Pandaan tercinta kurang lebih pukul 13.25an, lalu kita menuju kearah Pasuruan. Berhubung jam segitu waktunya makan siang, kita jam 15.00 sengaja ngisi perut ke rumah makan BU ANIS, kalau ga salah itu daerah Gondang Legi (wah, geografiku untuk beginian memang payah…).

Model rumah makannya nih ber-leseh2an gitu, diantaranya banyak pohon2 besar sehingga membuat suasana rumah makan tersebut rindang.
Setelah kenyang bersantap siang, kita lanjutkan ke tujuan awal, Banyu Biru. Hari sudah sore (lupa ga liat jam berapa telah sampai disini..:-p), tapi yang jelas masih banyak pengunjung yang berada di area wisata.

Sampai parkiran.

Beli tiket masuk.

Murah lo…2 rebu per/org.

Dan, ternyata…

Jreng-jreng…

Banyu Biru adalah sebuah area pemandian yang dilingkupi pohon-pohon beringin besar. Aku sempat tengak-tengok, air dalam kolam yang super jernih sampai ikan-ikannya ini jelas terlihat, berasal dari mananya ya??

Mau nanya teman-temanku yang budiman ini, kok rasanya ga mungkin. Bukannya apa-apa, tapi terkadang keterangan mereka suka menyesatkan. Akhirnya, alih-alih beli teh botol “S” yang sangat kugandrungi ini, aku nanya-nanya ibu penjual.

“ Bu, airnya kolam pemandian ini dari mana ya asalnya? “

Ibu ini sesaat bengong.

“ Lhah, ya dari sumber asli dong, mba… “

Adoh, ibu ini. Lha aku ini kan nanya, kok jawabannya itu lo…:-(

“ Sebelah mana bu, saya ga melihatnya… “ aku masih bingung.

“ Itu…! “ si ibu penjual menudingkan jari tangan kanannya. “ Yang di dekat patung itu…! “

Dari jarak penjual makanan2 ringan ini, sekitar 50 meter di depannya, memang ada sebuah patung KALA (bukan double L lo!). Tapi patung itu belum sempat kudekati.

“ Sumbernya keluar dari dalam, mba.. “ Gitu lagi katanya lebih ramah dan jelas kali ini.

Aku manggut-manggut.

“ Berapa bu tehnya? “ Aku meletakkan sebotol teh yang telah tandas kepadanya.

“ Tiga ribu… mmm, kembaliannya minta uang logam ka? “

“ Ah ya, boleh… “ jawb saya.

Memang, di pemandian Banyu Biru ini ada “atraksi lain” yang dapat kita nikmati. Beberapa anak usia SD an gitu, banyak yang mencari rejeki dari koin lemparan pengunjung. Jadi, si anak-anak ini akan berjajar sepanjang kolam, lalu mereka akan terjun ke dalam kolam tidak lama setelah pengunjung melemparkan koin-koin uang logam. Biasanya 5 ratusan gitu… Tapi, ya terserah pengunjunglah… :-)
Kolam sumber itu terdiri dari 3 jajar yang berbeda ukuran dan kedalaman. Kolam 1 relatif paling besar dan dalam, dibandingin sama kedua saudaranya. Kolam kedua yang ada disebelahnya, luasnya lebih kecil dan agak sedikit lebih dangkal. Kolam medium ini biasanya digunakan oleh perempuan dan anak-anak, karena relative lebih aman. Kolam yang terakhir, mungkin karena dia ragil, memiliki space yg paling kecil serta diujung. Di kolam paling buncit ini, orang menggunakannya untuk mandi dan cuci baju. Tidak heran, banyak buih sabun di sini. Oh ya, dikolam terakhir ini, juga merupakan buangan dari kolam kesatu dan kedua karena memang airnya dibuat berhubungan dari kolam terbesar menuju kolam terkecil. Diantara kolam kedua dan ketiga ini, karena ada jalan selebar 1 meteran gitu, sama pengelola dipakai sebagai tempat cuci motor pengunjung. Mungkin si motor juga supaya dapat berkah “panjang umur dan awet muda” dari air sumber tersebut… :-p

Selain kolam yang berasal dari sumber, ada juga kolam renang buatan. Besarnya sekitar 15 meter X 20 meter gitu…

Selain itu, bagi pengunjung yang suka bermain-main ayunan, jumpat jumpit atau selurutan, disediakan juga alat-alat tersebut.
Yang sayang satwa, juga bisa melampiaskan rasa sayangnya tanpa perlu takut untuk diseruduk gajah, jerapah, keledelai yang berukuran jumbo karena, sesungguhnyalah binatang-binatang tersebut tidak bergerak dan tak pernah melawan.
Satu-satunya binatang hidup, hanya satu keluarga monyet yang terdiri dari sepasang ortu serta 1 ekor anaknya yang imyut abis…

Akhirnya, 17.15 kita keluar dari area Banyu Biru.

Tujuan kita selanjutnya, mampir ke kios durian pak Haji Mat. Menurut “pak driver” ( ;-p ), durian bapak haji ini top bangets..

Sampai kios durian tepat ketika magrib berkumandang.

Ini percakapan orang geblek vs pak Haji Mat selaku pemilik kios:

“ Pak, gimana ya caranya supaya abis makan nanti tangan saya gak bauk ?
“ saya memandang pak Haji lurus-lurus.

Pak Haji menoleh sekilas.

“ Taruh aer dipelepah bagian dalam kulit buah duriannya ya,pak ? “ Saya lanjut lagi.

Jawab pak haji sungguh menohok, “ Ya enggaklah mbaaakkkk.... klo gak mau bauk.... ya jangan makan....”

Hmmm, sembharangan bapaknya ini… :-(



13 Dec...

Lilis san, Tanjoubi Omedetou Gozaimasu. Genki ni ! :-)

Sunday, December 06, 2009

Singkatan-singkatan Perusahaan

* Arena Job Market Fair, Wilwatikta Pandaan 2-3 Des 2009 *

Di depan stan no. 3, di mana perusahaanku ber-stan di situ, berdiri seseorang ( ga jelas nih, dia pemilik stan atau pencari kerja…)

“ Eh, nama perusahaan mu ko’ mbingungin gitu sih...” Dia mengamati stanku, mendongakkan kepalanya, lalu memandang ’nama stanku’ yang terpampang di bagian atas stan yang berbentuk kubikel-kubikel itu.

” Hwa? ” aku memandang bingung.

” Iya, ga konsisten...”

Keningku berkerut-kerut. Kalau dibahasakan dalam kalimat verbal ”maksod lo??!!”

” Bayangin aja...” dia berhenti sejenak,” Masa abis A, lalu B, kembali lagi ke A. Huuhh...” sambung orang iseng ini lagi.

Hehehe, asem lo...:-)

” Berarti, perusahaan depan tuh cerdas buangetts, ya...” aku ngomong gaya alay, lantas menunjuk stan depan perusahaanku yang kebetulan punya nama ABC, ” Pinter, konsisten sekali dan runtut. Dari A, menjadi B, lalu berkembang ke C...halah!! ”

” Ah ya, ya... ” orang ini lantas ngeloyor pergi.

Aku jadi ingat percakapan driver-driver di kantor beberapa hari lalu. Salah satu dari mereka keukeuh ga mau merokok dengan merk rokok tertentu karena takut setelah menghisapnya akan jadi 'makin bingung'... :-p

Coba, apa hayo...? ;-)

Friday, December 04, 2009

" Halah...Gilo, Fa...! "

Pernah sedih, ga ?
Trus kalo sedih biasanya karena apa? Effect sedihmu kaya bagaimana?

Beberapa temanku berkomentar sedih mereka karena,

Teman 1 : " Aku sedih pas ga punya duit, Fa..." responnya cepat. Kamu bukan lagi kumat matre kan, Crot?! :-p

Teman 2 : " Saya sedih kalo masalah sy ga selesai2... "

Teman 3 : " Aku sedih karena suamiku tuh ya, bla bla bla... begini... begitu..., duh... !! "
Lalu mba ini mukanya berkaca-kaca. Yang sabar ya, Jon...

Kamu sendiri biasanya menyudahi sedih lewat apa?

Kalo aku, aku sediiiihh banget kalo "area pribadiku" diobrak-abrik... Padahal, sedapat mungkin dalam setiap langkahku, aku berusaha untuk selalu ga mencampuri urusan orang lain. Walaupun mereka sodara dekat sekalipun. Sekalipun mereka:

1. Baru aja di PHK dari kantornya...
2. Lagi berselingkuh...
3. Sedang kaya raya...
4. Mo menikah lagi dengan istri ke-2 nya...
5. Dll...dst...

Aku bukan sedang ga care sama mereka, tapi aku pikir, dengan mencampuri dan bertanya2, itu akan membuat si pelaku spt sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Aku berusaha "ga mo tau", spy mereka nyaman...Walopun sebenarnya aku tau dan peduli...Aku hanya mo ikut memberikan solusi ketika diminta, ketika diceritai aja...itupun bukan dari aku yg memulai...
Aku berusaha memposisikan diri mereka sbg diriku. Kadang akupun ingin punya ruang khusus sbg gua persembunyianku. Kadang aku juga pengen bebas dari kecomelan mereka...
Tapi dalam lingkunganku, selaluuuu aja aku masih nemuin orang yang "sok care" begitu... :-(

Susahnya nih, sedihku bisa mempengaruhi pola makanku...

* Rumah makan Putri Sunda Pandaan suatu siang *

Di atas meja sudah terhidang : nasi dalam bakul kecil, gurami bakar, cumi-cumi asam manis, tahu dan tempe goreng, karedok, es kelapa muda...

Aku mulai mengambil nasi dan sesendok cumi, lalu mulai memakannya dengan males-malesan.

" Kok makan kamu sedikit sekali? Tumben deh... " temanku yang lagi tajir ini berkomentar.
" Aku lagi sedih nih... " jawabku dengan tampang sangaaaatt melass.
" Halah, gilo Fa...!! " responnya cepat tanpa tedeng aling-aling.

Doh, kok ga percaya sih mereka, ternyata...:-(

" Kamu yang sesinting ini bisa sedih? Hahaha... " tawanya membahana jelek mengejek.

Nasib...

(Tiang) Siring semakin miring

Penanya : “ Pernah lewat Siring?”

Penjawab 1 : Geleng-geleng mode on

Penjawab 2 :“Tentu saja.”Dengan muka merona. Halah…:-)

Penjawab 3 :“ Ah ya, yang di pake makan itu kan? Yang sodaraan dan berkawan akrab dengan sendok dan garpu itu ne? “

Yo wess…:-(

Atau, jangankan lewat, mungkin mendengarpun baru kali ini…

Sekedar referensi, Siring adalah nama kecamatan di dekat porong (atau kelurahan :-p ?, sumprit belum searching mbah google…). Kecamatan yg bertetanggaan paling dekat dengan Porong plus asset Lapindonya yg super duper terkenal itu. Nah, mulai rada ngeh kan sekarang ?!

Wilayah siring sendiri terbelah menjadi 2 bagian yaitu Siring barat dan Siring timur. Pembelahnya sendiri adalah jalan raya Porong.

Alkisah dimulai dari sini. Saat ini, Siring timur yg memang berdempetan layaknya kembar siam dengan kelurahan sumber keluarnya lumpur, sekarang telah terkubur abis oleh lumpur. Karena tanggul yang mirip bukit itu melintang dari selatan ke utara, sampai dengan naskah ini diposting, Siring barat masih aman sentosa “gemah ripah lo jinawi”, walopunlah, sempet ada letupan2 lumpur temporary, semburan2 gas alami dan gerojokan air tanpa henti, tapi secara umum masih jauuuh lebih aman dibanding sodara kembarnya si Siring timur. Tragis memang…

Ehmm, setiap hari kebetulan aku lewat jalan itu. Bahkan sering juga harus “membajak” bus jurusan Surabaya - Malang yang baru aja keluar exit porong.

Nah, akhir-akhir ini beberapa tiang yang berjajar sepanjang rel KA, aku perhatikan semakin hari semakin miring. Begitu juga tiang-tiang lampu mercury di sepanjang jalan sekitar Siring. Kalau pas kalian lewat, coba lihat! Jangan lupa juga berdoa, selanjutnya semoga tidak terjadi apa-apa pada kita ;-p…

Thursday, December 03, 2009

Kalau di dalam Bus (ber-AC,red)...

Ini bukan warning,bkn juga seruan dari perusahaan otobus maupun awaknya. Ini hanyalah sekedar imbauan yang mungkin akan membuat lingkungan sekitar kita jauuuuh lebih aman sentosa terkendali,tanpa gangguan...

Ide saya, andai di dlm bus: jreng jreng…

1. Kalo kamu ngantuk bukan main,please deh atur bb kamu. Cara kamu tidur, buat seminimalisir ga ganggu teman seperjalanan yang duduk disamping kamu. Ingat ya, apalagi jelas-jelas dia bukan “apa-apa” atau “siapa-siapa” kamu. Jangan juga ngorok,ingat sekali lagi, ini bukan kamarmu yang bebas kamu perlakukan semaumu. Trus, jangan juga bersandar yang sampai miring-miring bak menara pisa mo terjun bebas sehingga menyentuh pundak sebelahmu. Ganggu tau !!! Jangan mentang2 dia cow or cew good looking yg halal aja kamu buat sandar2an...
2. Jangan usrek. Nah ini jawa banget memang. Sapa ya yang tau padanan katanya?
3. Jangan ngobrol kenceng-kenceng sehingga ganggu orang depan-belakang,samping kanan kiri bahkan seluruh isi bus mengerti materi omongan kamu. Hoiii ingat, kamu bukan sedang “mengkuliahi” mereka dalam klas politik. Bukan pula korlap yang sedang demo. Jangan sampai juga orang berpendpt suara kamu itu seperti sound system orang kawinan dikampung sana. Maluuuu....
4. Jangan terima telpon lama2, lebih-lebih dengan bonus tawa cekakakan kamu. Ganggu lo seandainya sebelahmu lagi baca, lagi tidur. Saranku, kalau memang itu telpon penting, ngobrol aja seperlunya,lalu katakan kamu lagi di dalam bus dan nanti akan kamu hubungin balik.

Itu semua tentunya jauuuuuhh lebih bijak ;-)












Wednesday, December 02, 2009

Tokyo Love Story

Dari dulu, sebenarnya aku penasaran banget sama cerita lengkap drama jepang yang berjudul Tokyo Love Story. Padahal, TV swasta Indonesia sudah pernah menayangkannya kira-kira hingga 3 kali. Tapi, aku tak pernah bisa mengikuti isi ceritanyanya yang ditayangkan secara bersambung itu secara berurutan dan utuh. Seringkali waktu tayang yang ganti-ganti, atau karena kesibukan sekolah sering menyebabkan aku tak pernah tuntas menonton per-episode yang ada.

Aku penasaran dengan awal ceritanya. Pengen tahu juga bagaimana berakhirnya. Dapatkah Rika Akana merebut hati Kanji Nagao yang selalu dipanggil mesra dengan sebutan Kanchi itu? Satomi Sekuguchi benarkah memilih Mikami si cowok gondrong yang gemar berganti-ganti pasangan tersebut? Ah, aku sangat penasaran ingin melihatnya secara tuntas tas. Tapi keinginan menonton drama yang dibuat oleh Fuji Terebi itu seperti terlupa seiring bertambahnya waktu dan usia. Akhirnya, hanya menjadi keinginan yang hanya sekedar keinginan saja.

Sampai akhirnya suatu siang, di ruang tunggu Rumah Sakit Swasta Internasional, ketika menemani Yuki Okada san yang tengah tidak enak badan, untuk membunuh waktu, kami ngobrolin tema apa saja. Maklumlah, daripada bengong diam-diaman seperti orang yang tengah gencatan senjata, kami membahas segala topik seru. Sampai kemudian, kesasar dan berhenti pada topik drama jepang yang pernah kulihat sekitar 15 tahun lalu itu. Dan, rupanya Okada san tahu drama tersebut. Disela-sela kami menunggu panggilan antrian, Okada san malah berjanji untuk membawakan DVD Tokyo love Story nanti pas datang ke Indonesia lagi.

Wah, senangnya hati ini :-)

Tanggal 10 November 2009, Okada san muncul di office. Dia menyerahkan 1 kotak bungkusan khas oleh-oleh dari jepang dan sebuah tas kertas berisi keping cakram. Kotak segiempat itu berbungkus rapi jali. Orang Jepang, biasa memberikan omiyage berupa makanan-makanan kecil yang dibungkus dengan sangat rapi. Kertas bungkusnya yang indah, kadang membuat kita yang menerima enggan dan sayang untuk membukanya. Padahal, kotak-kotak itu biasanya hanya berisi makanan camilan. Bisa biscuit, permen, keripik, kacang atau kue mochi yang semuanya rata-rata berukuran imut-imut.

“ Kore, atashi no yakusoku. “ Okada san tersenyum. “Tokyo rabu sutouri no dibidi…” katanya sambil menyorongkan kepingan cakram bertulis Tokyo Love Story itu, lalu tangan kanannya memberikan kotak satunya, “ kore mo omiyage. “

“ arigatou ne! “ aku tersenyum lebar.

Berhubung selama sebulan ini pagi-pagi buta sudah berangkat kerja dan pulang selalu larut malam, aku belum sempat melihat drama tersebut. Setiap hari Sabtupun selalu saja ada kegiatan keluar rumah. Hari Minggu harus disini dengan pekerjaan rumah tangga. Bersih-bersih kamar dan merapikan baju sekarang jadi agenda rutin yang tak boleh terlewat. Secara 4 minggu ini asisten rumah tak lagi bisa bekerja. Baru setelah kemarin ada libur lebaran Idul Adha yang berturut-turut pada Jumat sampai Minggu, aku dapat meyelesaikan seri drama tersebut dalam kurun waktu tak sampai satu hari.

Akhirnya, aku tahu Kanji Nagao berhasil menyunting si first love Satomi Sekiguchi. Akhirnya, aku mengerti bahwa Mikami yang sempat digandrungi Satomi Sekiguchi itu malah mengajak married Naoko teman seprofesinya di fakultas kedokteran. Akhirnya, aku terharu karena Rika Akana san ini dengan teteup semangat, berhasil menghilang dari kehidupan Kanji Nagao, orang yang jelas-jelas disukainya. Dicintainya. Diperhatikannya dengan cinta yang berlebih itu. Hmmm, kawaisou ne...

Menonton drama yang kalau tidak salah dibuat pada era 1991, dimana dalam drama Jepang itu si pemain belum keliatan mententeng-tenteng HP, yang karyawan Heart Sportpun hanya menggunakan fasilitas pager dalam berkomunikasi, seolah (aku) disodori kisah inspiratif bahwa menjalin sebuah relationship tidak cukup dilakukan oleh satu hati. Harus ada dua hati yang merawat dan memeliharanya. Menyiraminya setiap hari, seperti hobby dia pada tanaman yang di rawat didalam kamar manshonnya...

Memberikan pelajaran hidup lain, biar kita rapuh tidak harus kita tunjukkan dengan muka sedih berdarah-darah garuk-garuk tanah. Malah sebaliknya, Rika tunjukkan dengan selalu riang gembira penuh tawa dan senyum cerah . Bukan mau mengajak untuk munafik, tapi se-nggaknya, dengan tingkah kita yang funny dan menyenangkan, kita akan dapat menciptakan aura positif disekitar kita. Dan… ketika kita menghadapi segala masalah yang berat sekalipun, kita bisa tiru gaya Rika Akana yang selalu menarik nafas panjang-panjang… gituh

Ada tambahan lain? :-)