Penanya : “ Pernah lewat Siring?”
Penjawab 1 : Geleng-geleng mode on
Penjawab 2 :“Tentu saja.”Dengan muka merona. Halah…:-)
Penjawab 3 :“ Ah ya, yang di pake makan itu kan? Yang sodaraan dan berkawan akrab dengan sendok dan garpu itu ne? “
Yo wess…:-(
Atau, jangankan lewat, mungkin mendengarpun baru kali ini…
Sekedar referensi, Siring adalah nama kecamatan di dekat porong (atau kelurahan :-p ?, sumprit belum searching mbah google…). Kecamatan yg bertetanggaan paling dekat dengan Porong plus asset Lapindonya yg super duper terkenal itu. Nah, mulai rada ngeh kan sekarang ?!
Wilayah siring sendiri terbelah menjadi 2 bagian yaitu Siring barat dan Siring timur. Pembelahnya sendiri adalah jalan raya Porong.
Alkisah dimulai dari sini. Saat ini, Siring timur yg memang berdempetan layaknya kembar siam dengan kelurahan sumber keluarnya lumpur, sekarang telah terkubur abis oleh lumpur. Karena tanggul yang mirip bukit itu melintang dari selatan ke utara, sampai dengan naskah ini diposting, Siring barat masih aman sentosa “gemah ripah lo jinawi”, walopunlah, sempet ada letupan2 lumpur temporary, semburan2 gas alami dan gerojokan air tanpa henti, tapi secara umum masih jauuuh lebih aman dibanding sodara kembarnya si Siring timur. Tragis memang…
Ehmm, setiap hari kebetulan aku lewat jalan itu. Bahkan sering juga harus “membajak” bus jurusan Surabaya - Malang yang baru aja keluar exit porong.
Nah, akhir-akhir ini beberapa tiang yang berjajar sepanjang rel KA, aku perhatikan semakin hari semakin miring. Begitu juga tiang-tiang lampu mercury di sepanjang jalan sekitar Siring. Kalau pas kalian lewat, coba lihat! Jangan lupa juga berdoa, selanjutnya semoga tidak terjadi apa-apa pada kita ;-p…
No comments:
Post a Comment