BOS IDEAL
Bos ideal ?
Bos ideal menurut kamu seperti apa??
Apakah bos ideal adalah bos yang mau menuruti semua mau kita?
Wakss, ya jelas ga mungkinlah. Karena pasti permintaan kita jadi yang enggak-enggak, jadi yang aneh-aneh…:D
Pak, tiap akhir bulan kita ke puncak dunk…! Kita bikin BBQ. Trus disitu ada renungan malam, dimana kita bisa ngomong bebas tentang temen-temen kita. Tentang kekurangan dan kelebihan mereka. Secara bergantian, kita juga bisa dinilai oleh temen-teman kita yang laen…
Setiap weekend kita buat event, pak. Makan kek, nonton bareng kek, main futsal kek…nah, dananya bapak yang nanggung…
hihihi…, walaupun ide-idenya gaul, belum genap 2 bulan, bangkrut deh bos kita.
Kalau menurut aku, bos ideal itu apabila :
· Ketika kita salah, si bos tidak perlu langsung menghakimi kita didepan orang banyak. Artinya, sebagai orang dewasa (semua pembaca ini dianggap dewasa, red), kita akan lebih bisa menerima ‘amukan’ si bos ketika kita diajak ngomong secara personal. Sapa tau dengan cara seperti itu, kita sebagai anak buah akan bisa menyampaikan secara jujur dan terbuka alasan kenapa kita berbuat yang menurut si boss adalah sebuah kesalahan. Dengan menyampaikan alasan yang ada, siapa tahu juga akhirnya boss malah bisa memahami dan mau mengerti kita… ya ga sih…?!
· Yang mau mendengar keluh kesah kita. Ini maksudnya bukan semata-mata menuruti semua-mua mau kita lo. Dengan mau menjadi pendengar anak buahnya ini, siapa tahu si boss malah dapet ide-ide baru secara ga sengaja. Jangan salah ya, dengan beban stress yang tinggi, tak jarang si boss malah ga kepikiran tentang hal-hal sederhana tapi cemerlang lo. Sementara kita yang tingkat tanggung jawabnya masih cenderung lebih dikitan, otak kita masih sempet mikirin ide-ide segar…
Pernah ga kamu tuh yang suebellll poll sama bossmu? Rasanya, apa-apa yang kamu kerjain, dimatanya ga pernah ada benernya…?
Atau, kamu ngerasa bossmu pilih kasih ? Kamu yang sudah super duper rajin amir ini, teteuuup aja dibilang males. Dibilangnya kamu lelet. Ga ada inisiatif, kurang niat kerja, kerja sembari maiiiinnnn mulu ( main game di HP, dorong-dorongan ama sesama temen, saling senda gurau, ngerjain si boss dengan nge-SMS-in disye, dengan nomer yang tidak diketahui sama si bos…;p, hihihi, makanya jangan dilakuin di line hal yang kayak begitu ya! )
Mungkin, kamu juga pernah mati gaya kalau bosmu sudah mulai membanding-bandingkan kamu dengan temenmu yang mendapat perhatian ekstra dari si bos. Padahal nih kamu tau si golden boy itu ga rajin-rajin amat kok. Kerjanya mendadak serius pas pada saat ada bos yang lagi nyamperin aja. Giliran si bos pergi, balik lagi senda gurau sama kamu…
Biar gitu, anehnya anak emas ini teteuppp aja keliatan begitu berharga dimata bosmu.
Hmm, pengen nelan tuh anak deh rasanya....;))
Dalam hati kamu, ini bukan perkara pinter ga pinter, atau rajin ga rajin, ini hanya perkara manis-ga manis dalam bertutur kata aja…Si golden boy itu ga gitu-gitu amat kok kerjaannya. Cuman lantaran dia menang dalam mengambil simpati aja, sehingga kamu jadi ga hanya kegeser olehnya, tapi malah terjungkal…
Padahal nih, kamu sudah rajin setengah hidup. Usahamu itu sudah bak kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Hmm, jangankan memuji, melirikmupun si boss seolah ogah.
Ggrrrrr!!!
Nah lo! muntap ga sih kamu…?!
Pengen deh tereak begini,” Duh bos, sekali kali boss jadi anak buah kek saya deh, supaya bos ngerti betapa nelangsannya diperlakukan ga adil begini…”
Hihihi…lebay!!
Tapi, temenku ada yang beruntung lo. Coba simak testimoninya:
“ Bos gue tuh top banget deh, boy… Setiap kali ada event, sukses apa ga sukses event yang sudah kita kerjain, sesudahnya dia selalu ga lupa ngucapin ‘terima kasih’ dengan gesture yang tulus ke semua anggota tim. “
Temen saya nih kerja di sebuah perusahaan EO.
“ Nah, terima kasih dengan double bonus bakal team terima kalau eventnya cenderung melewati target yang kita patok. Bossku bakal ngajak semua anggota lunch atau dinner bareng-bareng. Fiiuuuhhhh, terbayar deh rasa cape kita berhari-hari itu…” Lanjutnya lagi.
Hmm, mantap ya bos si Rayya ini. Padahal, kalau dipikir-pikir, kita kadang ga perlu mengharap yang gitu-gitu amat deh. Asal si boss mau ngucapin terima kasih dengan sorot mata yang sungguh-sungguh, yang sembari ngucapin kata itu, dia menatap kita (boleh juga dengan menjabat tangan), lalu diikuti dengan nyebut nama kita, itu rasanya sudah lebih dari cukup kok. Rasanya kita udah sangat dihargai jerih payah ini.
Betul, ga?
Menjadi bos itu gampang, tapi menjadi bos yang bijaksana itu yang ga mudah. Menurutku nih, bos yang bijak adalah bos yang mengayomi anak buah (bukan ‘membela’ lo ya…). Bos yang jauh dari sifat mengadu domba karyawan. Bos yang bisa mengambil semua keputusan dengan resiko minimal dan mau mempertanggungjawabkan keputusannya. Serta bos yang mau bertanggung jawab terhadap kerjaan anak buah. Lepas dari kerjaannya salah apa benar.
Tapi diatas semua itu, bos kita juga manusia biasa, yang tidak luput dari kekurangan. Kalau kita mau menerima hal itu, minimal ini cara manjur untuk mendamaikan hati kita pada saat kita dongkol.
Seenggaknya, sikap dan tingkah beliau itu bisa jadi cermin kita. Setidaknya kita tidak seperti itu, seandanya kita nantinya akan menjadi seorang bos.
Hai, hai… sebagai manusia biasa, si bos berbuat salah itu manusiawi kok…
Sudahlah, ga perlu deh ngomel-ngomel. Kata ustadz Danu di TPI acara bengkel hati, ngomel-ngomel dan sakit hati bikin kita sakit pusing yang kumat-kumaten… Hehehe
Mending kita doain aja si boss kembali ke ‘jalan yang benar’. Dilapangkan fikirannya, dinaikkan gajinya oleh bossnya dan kita juga berusaha untuk teteup bersabar menghadapinya…
Baca sharing diatas, masih pengen nih menjadi seorang boss ?
Yang perlu kita garis bawahi, kalau nantinya kita pada posisi itu, semoga kita akan menjadi bos pengayom yang bijak, dan juga pendengar yang baik untuk bawahan kita…;)
Amin…
No comments:
Post a Comment